Journal - Spontaneous Hang Out, 10/10!
25 Juni 2022
Hang out tanggal 25/06/2022 ini yang mungkin bikin gue kepikiran untuk mulai blogging.
“Say yes and you’ll figure it out afterwards.”
― Tina Fey
Dimulai dari bangun tidur dapet chat dari Bima kalau dia bosan dan pengin hang out karena plan dia yang seharusnya mendadak batal. Untuk meyakinkan gue buat mau diajak hang out dadakan, argumen dia kira-kira begini, “Sayang, Drey, gue udah izin ke mama gue buat pergi, masa nggak dipake.” Not the best argument I’ve ever heard but I said yes anyway.
Ketawa dikit waktu gue tanya mau hang out ke mana dan Bima dengan entengnya jawab kalau dia juga nggak tahu. Tapi karena gue orangnya baik hati, tidak sombong, dan dapat diandalkan, mulailah searching kilat di internet tentang aktivitas atau event menarik di Jakarta. Shout out untuk platform berita yang gue lupa namanya apa, tapi dari sana gue dapet info lagi ada event tahunan film Eropa gitu, namanya Europe on Screen.
Singkatnya, Europe on Screen ini adalah festival film Eropa yang diadakan tahunan, mereka manayangkan film-film Eropa secara gratis tapi dengan jumlah penonton yang terbatas, ya. Di tahun 2022, festival ini dilakukannya secara offline dan online. Setahu gue mereka juga mengadakan workshops, diskusi, dan lain sebagainya seputar dunia perfilman. Europe on Screen ini juga diadain diberbagai tempat bahkan kota, cuma yang kami datangi itu lokasinya di Kedutaan Besar Perancis, dekat Sarinah. Nah, begitu gue kasih tahu, Bima langsung setuju buat ke sana dan kami juga pergi bareng Naznien dan Kania, tapi Kania ada acara lain dulu jadinya dia nyusul di akhir.
Awalnya sempat kira akan bad trip karena satu, diperjalanan gue pakai ojek online tiba-tiba hujan (jeans gue basah, hiks). Dua, ternyata gue salah pilih tujuan yang mana jarak sama tujuan yang benar itu masih jauh, untungnya abang ojek online-nya baik banget (love you abang ojek) tetap antar gue sampai lokasi tempat gue ketemuan sama Naznien dan Bima, sebagai gantinya gue kasih tip yang sesuai sama ongkir beliau yang seharusnya. Tiga, gue jadi harus beli payung di minimarket dan tolong mahal banget!? Kalau yang ini, dompet gue juga ikutan nangis. Empat, gue bikin Naznien nunggu lama banget karena drama on the way ini dan kami juga hampir pisah MRT sama Bima, cuma karena gue dan Naznien nunggu di bagian ujung stasiun dan Bima nunggu di bagian ujung lainnya. But thankfully, we just laugh it off, serius di MRT ngetawain jeans gue yang basah sampai ditegur satpam. Maaf, ya, pak, hehe.
“Spontaneity is such an entertaining facet of show business.”
- Chuck Barris
Begitu sampai di lokasi, masih ada 15-30 menit sebelum film dimulai dan karena Naznien baru selesai ngajar panahan plus belum makan dari pagi, gue dan Bima kasihan banget lihat anak satu ini kelaparan HAHAHA. Jadilah gue menyarankan untuk ke Sarinah buat beli croissant di Canggu Bakehouse karena kebetulan gue juga udah lama tertarik mau coba croissant mereka (see my full review about them di posting-an selanjutnya). Setelah melewati berbagai scan PeduliLindungi, ngobrol sama satpam di Kedutaan via interkom, dan lari-lari dikit karena takut ketinggalan film, gue, Naznien, dan Bima berhasil balik tepat waktu. Tapi ternyata selama film diputar, penonton nggak boleh makan ataupun minum, jadi agak sia-sia beli croissant dan minuman karena rencananya mau sebagai pengganti popcorn gitu.
Film yang kami tonton judulnya “Freaks Out”, genrenya itu fantasy, adventure, dan drama. Menurut gue untuk filmnya aja it was 7/10. Tapi untuk film ditambah kenyamanan teater, experience bareng dua orang seru, dan jangan lupa 2 jam lebih duduk gratis, 10/10! Gue, Bima, dan Naznien bahkan setuju buat ikut event ini lagi karena kalau dari diri gue sendiri masih jarang banget nonton film-film Eropa dan ternyata setelah lihat beberapa film yang ditayangin sama Europe on Screen, walaupun cuma lihat sinopsis dan trailer-nya aja, menarik buat ditonton! Kan, kata Stacey Ryan, “If we never try, how will we know?”
Nggak sampai disitu, setelah film selesai kami balik ke Sarinah buat ngemper, ralat, numpang duduk, karena Naznien harus banget makan supaya nggak pingsan. Gue sama Bima nggak mau repot gotong atau ngipasin sambil nyari teh hangat manis atau minyak kayu putih, love you Naznien. Berhubung yang laper bukan cuma Naznien, kami semua termasuk Kania yang akhirnya nyusul, memutuskan untuk ke Grand Indonesia buat cari makan.
Mari mulai drama baru, yaitu Kania kesasar waktu cari pintu masuk GI tempat kami ketemuan. Kebetulan udah malam dan kami bertiga lapar plus capek jalan kaki, jadilah gue, Naznien, dan Bima marah-marahin kania lewat telfon. Abisnya udah share live location, dijelasin lewat chat dan telfon, difotoin dan divideoin tempatnya, bahkan sampai video call, ini orang masih aja kesasar!?
Sampai akhirnya Naznien cuma berdiri sambil ngatur napas sementara Bima capek dan ngoper handphone dia ke gue. Ya, bisa ditebak, gue yang akhirnya menanggapi Kania dan kepanikannya yang bukannya makin deket malah makin jauh dari lokasi ketemuan. Waktu anak ini udah dekat sama lokasi ketemuan, Bima udah sampai dadah-dadah, FYI Bima tinggi, jadi lo bayangin Bima di antara lautan manusia dan starling berdiri di sebrang jalan, dadah-dadah sambil manggil-manggil Kania, bahkan Kania udah nengok, tapi Kania tetap nggak sadar! Ingat ini jadi ketawa tapi tetap aja, Kania kalau lo baca ini, tolong belajar baca peta, makasih.
Untungnya, keluarga cemara ini berhasil berkumpul dan kami masuk ke dalam mall dengan damai, alhamdulillah nggak ada baku hantam antara Naznien, Kania, dan Bima, karena kalau ada, fix gue tinggalin. Nggak cukup sampai disitu, drama masih berlanjut, dong. Kali ini masalahnya adalah semua restoran penuh. Keliling sana-sini tapi berakhir mutar balik karena antara super mahal buat para mahasiswa miskin ini (yang gue juga bingung kenapa kami pilih masuk ke mall itu) atau harus antri panjang.
Sempat dapat satu restoran yang waiting list-nya cuma kami aja. Aduh ini lucu banget, soalnya kami udah duduk di kursi waiting list dan baca menu. Kania atau Bima udah nyeletuk, “Gue kayaknya mau pasta aja, deh.” Terus tiba-tiba karyawannya datengin kami buat bilang kalau beberapa menu mereka udah habis. Jadi, gue tanya sisa menu yang available apa aja. Karyawannya jawab, “Semua menu yang pakai daging habis, kak.” Dan lo harus tahu Naznien jawab apa. Gue tahu, niat Naznien itu mau bisik-bisik atau ngomong ke diri sendiri, tapi dia bilang kenceng banget “Lah, semuanya, kan, pakai daging. Gimana ceritanya?” Gue, Kania, sama Bima nahan ketawa karena kesabaran Naznien udah setipis itu sampai-sampai asal nyeletuk.
Jadi daripada makan waktu lebih banyak lagi, kami pergi dari sana dan untungnya berhasil dapat tempat di Ramen Ya! Setelah itu kami makan dengan tenang dan happy sambil ngobrolin banyak hal. By the way, rasa ramennya enak dan ngenyangin, harganya juga oke banget! Sangat rekomen buat kalian yang mungkin suatu saat mengalami rentetan kejadian seperti yang dialami gue, Naznien, Bima, dan Kania yang berakhir kelaparan dengan posisi dompet tiris.
Kira-kira sekian jurnal harian untuk hang out dadakan edisi 22/06/2022 ini. Jangan takut untuk hang out spontan karena selama hang out-nya bareng orang-orang yang fun dan nyaman, insyaallah nggak bad trip. Akhir kata, I would love to have more of spontaneous hang out with my best friends.
Comments