MoRe – Movie Recommendations to Soothe You
“Movies are like an expensive form of therapy for me.”
- Tim Burton
Are you feeling demotivated? Like you don’t want to leave your bed, not even answering someone’s chat that’s already been there in the last two days? You want to do something but you’re out of energy, and sometimes it makes you want to cry because “Why am I so lazy?”
Well, maybe you should do something. What I mean is watching movies. Actual movies that calm you down. These are my go-to movies to sweep off those demotivating and sad moments and finally be productive again.
1. Only Yesterday (1991)
One of my favourite movies. Only Yesterday adalah salah satu film animasi Studio Ghibli yang ditulis dan diarahkah oleh Isao Takahata. Harus banget jadi kesepakatan bersama nggak, sih, kalau animasi Studio Ghibli nggak mungkin mengecewakan. Gue sukaa bangeett!! Watch the trailer here Only Yesterday (1991). Di Netflix ada yang nggak di dubbing, kok.
Singkatnya, Only Yesterday bercerita tentang seorang wanita bernama Taeko Okajima yang berlibur ke desa. Ada beberapa hal yang gue suka dari film ini. Pertama, many things happened in this movie, although it didn’t felt like many things happened. Pembawaannya tenang, lembut, tapi berbobot. Kedua, animasinya yang apalagi kalau bukan estetik. Ketiga, film ini seolah bicara kalau hidup nggak harus berjalan dengan cepat, sometimes you need to slow down rather than speed up.
I took a deep breath when I saw the credit title rolling up. This movie somehow healed me in many ways.
2. Julie & Julia (2009)
Never have I thought this movie would soothe me so much. Julie & Julia is written and directed by Nora Ephron. Diadaptasi dari kisah nyata, Julie Powell menantang dirinya sendiri untuk memasak seluruh resep (524 resep) yang ada di dalam buku resep karya Julia Child dalam kurun waktu 365 hari atau satu tahun. Tantangannya itu, Julie ketik di blog pribadinya and later it became a hit. Watch the trailer here Julie & Julia (2009).
Alurnya sendiri maju mundur, menceritakan tentang awal karir Julia sebagai koki di tahun 1950-an dan kisah Julie di tahun 2002. Yang tanpa dia sadari, tantangannya membawa pengaruh besar dikehidupannya. Nggak cuma ke diri sendiri, tapi orang-orang terdekat, bahkan karirnya.
If you like food, I mean, who doesn’t like food? Harus banget nonton karena banyak scene makanannya. Jujur, gue laper waktu nonton, sampai harus keluar kamar buat ambil camilan hehehe. Nggak lupa juga, ada momen di mana gue mempertimbangkan untuk melakukan tantangan yang sama kayak Julie. Seru nggak, sih… Please komen setuju supaya gue ada alasan untuk recook satu buku resep orang. Eh, jangan, deh… Tolong sadarkan gue kalau gue harus kerja dan punya uang yang banyak buat beli bahan-bahan supaya bisa recook. Thank you.
Satu lagi. Nggak tahu kenapa, gue nangis nontonnya. Bukan karena sedih. Tapi karena somehow Julia menjadi sosok Ibu yang selalu ada di samping Julie padahal mereka ada di dua waktu yang jauh berbeda. Their character grows in my heart, and whenever I stumble upon this movie, gue mau peluk mereka, huhuhu.
3. Emma. (2020)
This movie never fails to make me happy. The color and beauty in every scene, the pace of the story, the costumes, and even all the characters are unique. Emma diadaptasi dari novel Jane Austen yang dinaskahi oleh Eleanor Catton dan diarahkan oleh Autumn de Wilde. Di salah satu surat Jane Austen untuk keponakannya, Jane Austen bilang, “I am going to write about a heroine that no one but me will like.” Sorry, Jane Austen… Tapi aku juga suka banget sama karakter Emma hehehe. Watch the trailer here Emma. (2020).
Emma atau nama panjangnya Emma Woodhouse ini berbeda dari karakter wanita di novel Jane Austen biasanya. She is content with herself. She is rich, witty, stubborn, can be selfish yet loyal, a bit impulsive, and very sweet in heart. Emma percaya dia nggak butuh pernikahan tapi orang lain butuh, makanya dia suka jadi pahlawan kesiangan a.k.a cupid a.k.a mak comblang.
Pembawaan cerita di sepanjang film sangat menyenangkan. I am not a fan of the miscommunication trope (as a communication student myself xixixi), but this is probably the only story with a misunderstanding yang bisa gue toleransi. Nggak bikin stress, justru ketawa. Dan gue makin suka karena interaksi antara karakternya sangat amat gemeess!!
Emma Woodhouse is far from perfect. So, we are. But if she can find contentment inside herself, so can we!
4. Chef’s Table: Pizza (2022)
Sebelumnya, I am sorry karena ini bukan film tapi serial dokumenter yang tiap episodenya bisa ditonton secara terpisah. Nah, para pengguna Netflix ayo mendekat, hurrah for us! By the way, kalian juga harus tahu kalau gue sangat, ralat, SANGAT suka dokumenter. Buat yang kurang suka… yaa… gimana, yaa… tiga film di atas bukan dokumenter, kok, hehehe. Watch the trailer here Chef’s Table: Pizza (2022).
Chef’s Table itu ada banyak, tapi yang paling gue suka adalah Chef’s Table: Pizza. Nggak bohong sama sekali, gue nangis nonton setiap episodenya. Bukan yang tersedu-sedu, tapi antara nangis terharu, bangga, ada sedih juga dikit, dan yang pasti ada bahagianya. Apa karena nontonnya waktu lagi stress, ya? Well, mungkin demotivation dan teman-temannya cukup berpengaruh sama stok air mata gue. Apapun itu, please nonton ini serial. At least nonton satu episode, deh. Cuma sampai setengah juga gapapa, huhuhu.
Kurang afdal kalau gue nggak mention semua episode Chef’s Table: Pizza sangat inspiring. Premis setiap episodenya kurang lebih sama. Bercerita tentang perjalanan para koki pizza dari berbagai latar belakang dan bagaimana pizza menjadi salah satu dari identitas mereka. Yang gue nggak nyangka adalah seberapa besar kekuatan pizza untuk mereka. Maksudnya, gue kira bikin pizza ya bikin aja, tapi ternyata ada banyak banget cerita di balik itu. Kalau ada di antara kalian yang nonton dan nangis juga, jangan lupa tinggalin komentar karena gue mau dan gue harus tahu kalau gue nggak sendirian. Love you, siapapun itu yang nonton dan ikutan nangisin pizza. I know you are there, even though I don’t know that you are there (if that makes sense).
Kenapa Chef’s Table masuk ke dalam list? Simply because the power of food is real.
“Movies are like magic tricks.”
- Jeff Bridges
Dimanapun dan kapanpun kalian berada, it’s okay if you have heavy shoulders because I will never stop telling you everything will be alright. I hope anything that keeps bothering you will soon be gone. Happy watching!
Comments